21 Februari 2013

Karena Aku-lah Jalan Terangnya

Aku sedih melihat dia yg selalu kau dustai.
Aku prihatin melihat dia yang selalu kau buat mengemis cinta.
Aku iba melihat ia harus berkali-kali jatuh untuk berlari mengejarmu.

Tidakkah kamu merasa rendah telah menyianyiakan pria yang benar-benar tulus mencintaimu? Apakah mata hatimu sudah terlalu buta untuk melihat cinta sejatimu? Ia sudah terlalu jatuh untuk bangkit, ia sudah terlalu lelah untuk berdiri, ia sudah terlalu gelap untuk melihat kedepan.
Aku hanyalah cahaya remang di sudut ruang. Tapi, bukankah itu lebih baik daripada gulita?


Salahkah bila ia mencari tempat bersandar lain saat engkau terlalu jauh untuknya ?
Salahkah bila ia mencari tempat berteduh lain saat engkau terlalu tabuh untuknya ?
Salahkah bila ia mencari cahaya saat iya terlalu kelabu untuk melihat kedepan ?

Memiliki cintanya bukan berarti juga memiliki hidupnya, apakah kau masih berfikir untuk mengubah jalan hidupnya semaumu ?. Hingga akihirnya hatinya memilih. Mengakhiri yang tak pasti. Menyudahi yang tak berarti. Ia menatap, mulai menerka setiap rasa dan meraba-raba hatinya. Memang tak mudah, dengan cepat waktu berlalu, cinta itu tumbuh. Hatinya dipilih untuk merasakan ini kembali. Bersemi. Dibalik itu ada wanita  yang menangisinya, menatap kosong tak percaya. Pantaskah menangisi kesalahan sendiri? semua tetes airmatamu serasa percuma tak akan membawanya kembali. Haruskah menjadi tidak saling menyapa hanya karena menyukai orang yang sama, Haruskah menciptakan permusuhan hanya karena kesalahan?
Kita berfikir satu sama lain, Aku tidak pernah merebut. Aku hanya menolongnya dari gelap yang pernah kamu berikan. Kalau memang akulah jalan terangnya, kenapa kamu masih tidak bisa terima ? :)

Tidak Semua yang Saya Tulis adalah Untukmu, Sesungguhnya Saya Menulis Hanya Untuk Pembaca :)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

pengalaman yaa ? :p

Unknown mengatakan...

hapir, tapi sebenarnya tidak seperti itu :D

Posting Komentar

 

Template by Best Web Hosting